Ciri khas Dan Mamfaat Komsumsi Sate Ulat Sagu
Sate Ulat Sagu – Apakah di sini sobat daftarkuliner sudah ada yang coba sate ulat sagu? Dan Dari mana Ulat sagu ini? Ulat sagu ini berasal dari pohon sagu yang di potong dan di biarkan membusuk.
Provinsi papua terkenal dengan memiliki segudang keunikan yang selalu membuat kita kagum akan keunikan yang ada. Di mulai dari keanekaragaman budaya, adat istiadat, cara berburu dan tentu beberapa kulinernya yang sangat unik.
Salah satunya kuliner ekstrim dari Bumi tercinta kita ini adalah Sate Ulat Sagu atau masyarakat setempat biasa menyebutnya “Koo”. Untuk mencari ulat sagu ini, di Jayapura Anda tidak perlu repot mencari kehutan dan mencari pohon sagu yang tumbang, karena biasanya di pasar tradisional seperti Pasar Youtea Abepura Jayapura, ada saja warga yang membawa ulat sagu hasil tangkapannya ke pasar dan di jual bersama dengan sayur-mayur yang lain di pasar.
Sate ulat Papua tidak dibuat dengan ulat sembarangan. Jenis ulat yang dipilih adalah ulat sagu. Tak disangka, kandungan gizi dalam ulat ini begitu kaya. Dari protein hingga asam amino kompleks, ulat sagu jadi salah satu santapan pembangkit energi dan menambah daya tahan tubuh. Gila banget ya khasiat ulat sagu ini.
Sesuai namanya, ulat sagu bisa ditemukan pada pohon sagu. Ulat sagu merupakan larva kumbang merah yang bertelur di sekitar tanaman sagu busuk.
Tak heran jika ulat sagu mudah ditemukan di Papua. Secara umum, tanaman sagu memang banyak tersebar di Indonesia Timur. Sagu juga terkenal sebagai makanan pokok penduduk setempat, dibanding nasi dan jagung.
Orang Papua menyebut ulat sagu sebagai koo. Tubuhnya gemuk dengan ruas garis melintang. Kulitnya berwarna putih kekuningan dan besarnya hampir seibu jari.
Ada berbagai cara menyantap ulat sagu. Selain disate, ulat sagu juga bisa disantap langsung. Jangan panik, cara makan “ekstrem” ini memang sering dilakukan orang Papua. Selain itu, ulat sagu juga bisa ditumis, goreng, rebus, masak balado, dan sate.
Untuk buat sate koo, ulat sagu perlu dibersihkan terlebih dulu. Beberapa orang Papua juga memisahkan kepala dan badannya terlebih dulu karena tekstur yang keras. Setelahnya, badan ulat sagu ditusuk hingga membentuk sate. Panggang di atas bara api hingga kulitnya kecokelatan, lalu sajikan selagi hangat.
Kamu bisa menyantapnya langsung atau membalutnya dengan saus sate seperti saus kacang atau saus kecap. Orang Papua juga menikmatinya dengan papeda dan roti sagu.
Pasti sabahat daftarkuliner penasaran dengan rasa sate ulat sagu ini ya? Ternyata sate koo ini begitu gurih juice sejak gigitan pertama. Rasa gurih dan aroma bakaran yang khas langsung lumer di lidah. Sekilas, ada perpaduan rasa dagu dan lunaknya daging ulat. Belum lagi tekstur kulit ulat yang renyah, hmmm gak bisa di bayangkan. sedapppp!
Ternyata sate ulat sagu tidak seburuk yang kalian bayangkan. Sate ulat sagu populer di papua barat, terutama daerah sorong. Sate ulat sagu lebih sering di jadikan kudapan setelah pulang kerja. Tak hanya itu, sate ulat sagu ini juga bisa di temukan di perayaan adat dan pesta.