Ciri Khas Kuliner Saksang Dan Babi Panggang Dan Sejarahnya
Saksang dan Babi Panggang Karo – Situasi masyarakat batak dan karo yang hidup relatif terisolasi selama sekian abad, membuat cukup banyak unsur ahli budaya mereka yang tetap lestari, tak ketinggalan juga dari seni kuliner.
Konon, masuknya bangsa eropa ke wilayah ini yang membuat babi sebagai ternak dan untuk kebutuhan konsumsi yang ikut mempengaruhi cara hidup masyarakat batak. Pasalnya, kepercayaan asli leluhur tanah batak yaitu parmalim, sejati mengharamkan babi untuk di komsumsi.
Mayoritas orang batak dan karo sekarang memeluk agama kristen, contohnya masyarakat batak toba, masyarakat karo dan pakpak. Sehingga untuk urusan kuliner, daging babi dan daging anjing lazim untuk di komsumsi.
Daging anjing kerap di sebut dengan kode B1, merujuk pada bahasa batak untuk anjing yaitu “biang”, sedangkan untuk daging babi biasanya di sebutkan dengan kode B2.
Saksang
Saksang adalah makanan khas batak yang terbuat dari olahan daging B1 dan B2, atau daging kerbau yang di cincang dan di bumbui dengan rempat-rempah khas batak yang cuma ada di indonesia dan santan.
Ciri khas rempah-rempah khas kuliner batak ini antara lain adalah : lengkuas,jeruk purut, ketumbar, daun salam, bawang merah, bawang putih, merica, cabe, jahe, serai, kunyit dan pamungkasnya andaliman. Andaliman ini lah yang menjadi saksang ini menjadikan cita rasa yang khas untuk kuliner batak satu ini.
Saksang dapat di masak dengan atau tanpa menggunakan darah hasil sembilih hewan tersebut, Jika dengan darah di sebut “margota” dan jika hanya olahan rempah biasa tanpan darah di sebut “na so margota”
Hidangan saksang tampaknya lebih merupakan teknik pengolahan yang di kenal luas oleh berbagai suku batak. Masakan khas batak ini menjadi legendaris dan kuliner batak satu ini sering di kaitkan dengan upacara adat tradisional batak toba.
Saksang bersamaan dengan babi panggang karo, ikan arsik, sayur daun ubi tumbuk merupakan hidangan yang legedaris dan cukup memiliki cita rasa yang khas dalam dunia kuliner batak dan kuliner nusantara.
Babi Panggang Karo
babi dalam bahasa batak sering di sebut babi, pinahan lobu, namarmiak-miak/parmiak-miak (gemuk dan berlemak), bahasa yang di perhalus “horbo na metmet” (kerbau kecil).
Salah satu makanan khas batak dan karo yang legendaris adalah babi panggang karo yang sering di singkat BPK dan yang di gemari penduduk setempat dan terkenal secara nasional lewat kehadiran lapp dna restoran batak dan karo di kotsa besar di indonesia.
Babi Panggan karo terdiri dari irisan daging babi panggang dengan 3 saus penyerta :
1. Semangkuk kaldu yang terbuat dari rebusan tulang babi,
2. Sepiring darah babi yang di masak dengan lada dan cabai,
3. Serta sepiring sambal pedas.
Babi panggang karo yang garing yang di padukan dengan bumbu darah akan menjadi kan kuliner khas batak ini menjadi mempunyai ciri khas kuliner batak yang lezat dan mantap.
Teknik pengelohan kuliner berbahan dasar daging babi (B2) atau anjing (B1) itu kerap di masak dalam darah sendiri dan di bumbui yang di kenal dengan istirah saksang atau di bakar kering biasanya di kenal dengan namanya panggang.