Ciri Khas Kuliner Medan Lemang dan Kerang
Lemang dan Kerang rebus – Menjelajah medan memang tidak ada batas nya. Selain terkenal dengan bangunan tua dan kemegahan istana maimun, tak lengkap rasanya jika belum mencicipi kuliner di sumatera utara, medan ini. Medan terkenal dengan wisata kuliner yang tiada habis nya.
Pertama yang wajib di coba saat berkunjung ke medan adalah kerang rebus. Penampilannya memang tidak jauh berbeda dengan sajian kerang rebus pada umumnya yang di sejumlah kota, perbedaan baru terasa ketika kita cocol sambalnya.
Rasa sambal nya unik karena merupakan perpaduan kacang, nanas, saos dan sambal hijau. Pedas yang menggigit membuat ketagihan untuk terus mencocol kerang ke sambal. Kudapan ini mudah anda temukan pada malam hari, soalnya kerang rebus kebanyakan di medan buka pada malam hari saja.
Kami tanya pemilik salah satu warung kerang rebus di jalan simpang limun, kota medan mengatakan, banyak wisatawan yang menjajal menu ini. Perempuan berhijab ini mengaku dalam sehari bisa mengolah 30kg sampai 40kg kerang lo.
Harga seporsi kerang dana rebus ini Rp.10 ribu per posi. Perempuan berhijab ini mengaku mengambil kerang dari sejumlah daerah seperti percut, pancing dan belawan. Meski pasokan sulit seperti saat bulan purnama, dia tidak mau menaikan harga.
Asal tahu saja, usaha kerang ini merupakan bisnis keluarga. Mulanya, ayah wanita berhijab yang membuka gerai keras rebus ini. Lantas, diwariskan kepada anak-anaknya, termasuk wanita berhijab ini. Warung kerang rebus ini sudah berdiri sejak 1978.
Dan kuliner ke2 yang sayang jika di lewatkan kalau ada jalan-jalan atau dinas ke sumatera utara,kota medan adalah lemang. Makanan ini cukup mudah di temukan di kota medan kok. Hampir di sepanjang jalan,terutama dekat pasar, terdapat penjual lemang gerobakan.
Tapi bila ingin menemukan penjual lemang yang membakar langsung di gerai, anda bisa harus berkendara menuju perbaungan arah ke tebing tinggi. Di sana banyak gerai yang menjual lemang dan membakar langsung di gerai nya.
Rosminah penjual lemang di Simpang Golden, Medan mengaku makanan ini akan lebih banyak dicari saat bulan Ramadhan. Sebab, kudapan ini banyak menjadi pembuka atau tak’jil.
Saat moment hari raya idul fitri dan liburan,dia juga panen pembeli. Banyak pelancong yang datang, otomatis penjualan meningkat dratis. Sedangkan, pada hari-hari biasa perempuan berhijab ini hanya bisa menjual sekitar dua sampai tiga batang lemang saja.
“Saat ini penjualan terus turun, sudah tidak seramai dulu,” katanya pada KONTAN. Harganya pun dibandrol Rp 25.000 (setengah batang lemang dan satu porsi selai srikaya). 1 bambu berisi lemang kalau di potong bisa mendapat 17 sampai 20 potong.
Lemang yang lezat ini dimasak cukup lama. Butuh waktu sekitar empat jam dan semuanya masih dilakukan dengan cara manual. Biasanya, makanan ini dimasak pada pagi hari dan dijual pada sore hingga malam hari.
Bila tak laku dijual, mau tak mau dia harus membuangnya dan memasak lemang yang baru. Pasalnya, Rosmniah tak pernah menambahkan pengawet dalam membuat lemang.